Tuesday, January 21, 2014

Kejutan Seru Pelabuhan Ratu

Sebenarnya, hampir tidak pernah ada keinginan untuk berlibur ke sekitaran Pelabuhan Ratu. Seperti kurang  menarik untuk didatangi. Cuma akhir tahun 2013 yang lumayan ompong dengan banyak tanggal merah bikin saya bertekad, "Harus liburan!" Tidak banyak alternatif yang tersedia, karena harga tiket pesawat sudah melambung. Jadi satu-satunya pilihan yang masuk akal ya ke Pelabuhan Ratu. Saya pilih area Cimaja biar lebih sepi ketimbang pantai-pantai di sekitar Pelabuhan Ratu lainnya. Dan lima hari di sana benar-benar bikin relaks dan terbilang liburan sukses! 

25 Desember 2013
Saya berangkat naik kereta KRL pukul 10.00 dan sampai di Bogor jam 11 kurang. Bogor hujan (so typical ya) hingga baru bisa naik bus sekitar pukul 13.30 wib dan sampai terminal Pelabuhan Ratu pukul 5 sore. Menuju Cimaja Square juga tidak susah, cukup sekali naik angkot. Nah karena sampai Maghrib, jadi hari ini waktu habis di jalan. Hari ini juga kami cari tahu mau ke mana saja beberapa hari ke depan (minim persiapan banget lah!)

26 Desember 2013
Motor sewaan sampai jam 10 pagi. Akhirnya kami putuskan untuk menuju area terjauh dulu, yaitu sekitaran Sawarna. Pasti sudah pada familiar ya dengan namanya. Saya juga, cuma belum pernah kesampaian untuk menginjakkan kaki ke sana. Ya sudah, naik motor, ikuti petunjuk jalan (dan googlemaps). Kami tiba di salah satu titik tertinggi yang disebut Puncak Habibie (gak tahu juga kenapa disebut ini). Dari sini pemandangan oke banget, jadi mampir buat sarapan. Waktu tempuh naik motor santai dari Cimaja ke Sawarna sekitar 1 jam lebih dengan rute kanan-kiri, tebing-jurang, di sekitaran. Karena musim liburan, depan jembatan  gantung sudah penuh sama mobil! Ah, malas! kami lurus lagi, tapi akhirnya memutuskan untuk makan siang di tempat makan ikan bakar namanya Wa Nyai. Oke, ini enaaaaaaakkkkkk banget! Bumbunya sedap dahsyat. Dan Sawarna ini sudah masuk kabupaten Banten, wilayah Lebak. Nah, jadinya ngobrolin tentang si ratu gubernur yang baru ditangkap itu sama si bapak pemilik rumah makan, sambil dia kibas-kibas ikan bakar. 



Setelah makan, barulah kami ke Sawarna... lewati jembatan dan rumah penduduk, lalu sampai di pantainya ya... hmm,  begini aja? Cuma lima menit di sini lalu kami ke Tanjung Layar. Nah ini jauh lebih seru! Dua batu besar yang dikelilingi oleh semacam barikade (dari batu juga) hingga air di tengah lebih tenang. karena laut selatan terkenal dengan arusnya yang kuat, rada malas berenang kalau tidak aman. Pulangnya, iseng mampir ke beberapa pantai yang ada di pesisir... cari yang sepi (mau ngapain sih, emang?)

 

 

27 Desember 2013
Hasil tanya sana sini, katanya di Cisolok ini ada pemandian air panas dan letaknya hanya sekitar 20 menit dari Cimaja Square. Ya sudahlah, kami berangkat ke sana sekitar pukul 1 siang. Memang rada aneh sih, siang bolong malah berendam air panas. Nah, uniknya air panas alami ini berasal dari dasar bumi dan menyembur dari balik bebatuan, jadi bukan dari pegunungan (seperti Ciater) yang kuat aroma belerang. Ada sekitar 3-4 semburan di sekitar sini. Bayar biaya masuk sekitar 5000 per orang. Semburan airnya memang panas (sekitar 80 derajat Celcius), tapi air sungainya sejuk! Lalu lanjut ke kolam air panas yang ada di situ (Rp2.500/orang). Ya kuat-kuatan deh buat di sini. Tapi otot lemas dan relaks dahsyat. Pulangnya, mampir di satu pantai (lagi-lagi) tak berpenghuni, nontonin surfer di Cimaja, lanjut liat sunset di pantai Pelabuhan Ratu. Padat merayap ya!





28 Desember 2013
Malam sebelumnya sempat mati gaya karena sudah  tidak tahu lagi mau ke mana. Ternyata oh ternyata, menemukan kalau ada Vihara Nam Hai Kwan Se Im Pu Sa di Pelabuhan Ratu. Tepatnya di desa Kertajaya, kecamatan Simpenan, Sukabumi. Coba cari lokasi ini di googlemaps, pasti tidak ada! Saya bisa sampai di sini dengan menggunakan koordinat GPS ini: 7° 4′ 14.63″ S 106° 31′ 44.17″ E

Perjalanannya dari kota Pelabuhan Ratu sekitar 30 menit, itu minus jalanan menuju ke vihara, yang letaknya di atas bukit. Jalanannya berantakan, tapi sebelum masuk ditarik biaya sekitar Rp10 ribu per orang. Menuju vihara, di kanan jalan ada banyak pantai dengan karang-karang besar. Ada yang disebut Pantai Karang Bolong, Karang Perahu, dan sebagainya. 

Setelah off-road menggunakan motor sewaan, sampailah di vihara! Ratusan anak tangga menanti, dengan gerbang berupa naga berkepala tujuh menyambut di kedua sisi gerbang. Naik, naik, dan naik lagi... masih belum turun. Ada Altar Dewa Bumi, lalu Buddha Julaihut hingga kami sampai altar utama, Dewi Kwan Sem Im Pu Sa. Dari sini pemandangannya indah banget, apalagi didukung dengan cuaca cerah! Meski napas tersengal, katanya ada lagi altar, yaitu Buddha Empat Rupa (Se Mien To). Merasa cukup tinggi? Masih ada lagi, yaitu altar untuk si penguasa laut selatan, Nyi Loro Kidul. Tapi saya tidak sampai ke sana, capai! 

Seperti biasa, pulangnya mampir lagi ke satu pantai di dekat Loji, ada pagar yang ditutup bambu, tapi kami terobos. Di sini, pantainya kotor. Setelah saya tanya dengan Pak Supri (salah satu staf Cimaja Square), pantai ini termasuk yang dikunjungi surfer, cuma karena dibangun PLTU, jadi banyak area yang tercemar :( Dan Anda tahu kejutan paling seru di hari terakhir ini? Suami dengan sigapnya (sekitar pukul 5 sore), "Ayo, jalan-jalan telusuri sawah sekitar bungalow! Saya ikuti dari belakang, lewati kebun, sawah lagi, dan.... sampai di sebuah sungai yang bermuara ke laut. Cuma sekitar 10 menit dari Cimaja Square! Ah, bahagia. Di sanalah saya berhasil foto sunset cakep plus bapak-bapak yang lagi mancing di bawah ini.  





No comments:

Post a Comment