Friday, September 12, 2014

Beda manusia, beda rasa bahagia

Forever Young (Charlie Stinchcomb)

Untuk kisah beasiswa, sekilas lihat perjalanan ini dari perspektif yang berbeda. 

Dari sisi mimpi dan rasa bahagia. 

Saya ingat ketika mendapat email  diterima beasiswa di Aarhus, saya sedang memegang sebuah gelas. Dan saat itu juga, saya lihat tangan saya gemetar luar biasa. Hati berkata...

ternyata.bisa.

Anda tahu? Saya percaya akan dahsyatnya dan kekuatan doa seorang ibu. Saya juga percaya dengan niat dan determinasi bisa terwujud, asalkan dibarengi oleh usaha keras dan doa. Mengenai hasil, biarkan waktu yang menentukan. Saya juga yakin cita-cita/keinginan/faktor pembuat bahagia setiap orang berbeda. Ada yang dengan menetap dan berkeluarga, ada yang menapaki tiap jengkal bumi dengan bertualang, atau bahagia karena dapat bersekolah di negeri orang, seperti saya. Saya akui sering faktor ini kurang sejalan dengan keinginan (atau tuntutan?) segelintir orang di sekeliling yang yakin kita akan bahagia dengan mengikuti tuntutan mereka. 

Saya bilang: mimpi itu milik pribadi. Bahagia itu hakiki. Mimpi tidak mengenal usia. Bahagia itu sederhana. 

Bagilah mimpi pada mereka yang akan bantu mewujudkan, bukan yang hanya menjatuhkan Bagilah pada mereka yang juga akan bahagia, jika kita bahagia, tanpa peduli apa kata orang lain.

No comments:

Post a Comment